Cari Blog Ini

Minggu, 11 Mei 2014

Aspek Geografi Dalam pembangunan

Dalam proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah, tidak dapat terlepas dari kajian Geografi, Geografi yang merupakan ilmu yang mempelajari kaitan antara manusia, ruang ekologi, kawasan dan perubahan-perubahan yang terjadi dan akibat dari kaitan antar berbagai hal tersebut. Salah satu cabang Ilmu Geografi adalah Geografi Pembangunan. Geografi Pembangunan merupakan suatu studi yang memperhatikan aspek-aspek Geografi dalam menunjang suatu pembangunan dan pengembangan wilayah. Aspek-aspek dalam pembangunan antara lain : Aspek Fisik, Aspek Manusiawi/Sosial, Aspek Biotis, Aspek Abstrak, yang semua aspek tersebut ialah kajian dalam ilmu Geografi yang juga merupakan aspek-aspek yang terkandung dalam kajian Geografi.
Kegiatan pembangunan adalah suatu kegiatan yang memiliki dua sifat yaitu sifat akademis dan sifat birokratis dalam prosesnya. Dengan demikian, pendekatan geografi sangat diperlukan dalam kegiatan pembangunan. Dalam pelaksanaanya, pendekatan geografi tidaklah sederhana. Beberapa cara untuk menetapkan proses pembangunan dapat disebutkan antara lain dengan menerapkan teori Economic Base, Multiplier Effect yang berkaitan dengan teori input-output dan penerapan teori lokasi,(Location Theory), teori pusat (Central Place Theory) dan penerapan teori Kutub Pengembanngan (Growth Pole Theory). Teori-teori ini telah dipelajari pada pertemuan perkuliahan sebelumnya, teori-teori ini melahirkan konsep ekonomi seperti konsep Industri Penggerak (leading industry), konsep Polarisasi dan konsep penularan (trickle atau spread effect).
Namun dalam kenyataannya, beberapa kelemahan penerapan cara-cara di atas dalam penetapan kegiatan pembangunan di Indonesia dihadapkan pada faktor politis pengambil kebijakan di tingkat kabupaten/kota utamanya pada era otonomi daerah saat ini, seperti faktor ketersediaan dana dan bidang tanah tempat dilaksanakannya suatu pembangunan. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pendekatan geografi menjadi faktor kunci dalam kegiatan pembangunan berdasarkan penetapan prioritas secara tepat. Pendekatan geografi dalam pembangunan paling tidak menggabungkan dua hal yang berbeda dalam substansi analisis yaitu domain akademik dalam kajian berbagai aspek dan domain birokratik, kaitan denag ranah birokrasi.
Secara sederhana, dapat kita lihat contoh pengembangan wilayah di Indonesia, usaha untuk memperoleh hasil/manfaat yang lebih baik dari kegiatan pengembangan atau pembangunan suatu “wilayah” selalu berorientasi pada kehendak pemegang kedaulatan atas wilayah. Rakyat yang seharusmya diekspresikan dalam perangkat Undang-Undang dan berbagai program-program pembangunan seperti RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) dan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), karena pada dasarnya kegiatan pembangunan diarahkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, lahir dan batin, pendapat-pendapat dari sudut pandang ekonomi, sosial budaya dan keamanan tidak dapat diabaikan dalam pembangunan Bangsa.

A.     Aspek Geografi terkait Pertimbangan Pembangunan
Aspek Geografi
Dalam garis besar, geografi dapat dibagi menjadi dua bagian, geografi fisik dan geografi manusia.Fisik geografi studi tentang aspek-aspek fisik, sementara manusia-sosial-geografi studi tentang aspek-aspek sosial. Kedua aspek memiliki pengaruh pada lingkungan hidup manusia. Aspek fisik meliputi: bantuan bumi, mineral dan struktur batuan, air, cuaca dan iklim, flora fauna juga. Sementara itu, aspek sosial melibatkan aspek sosial, ekonomi politik, dan budaya. Dalam geografi, aspek fisik dan aspek social selalu berhubungan dengan ilmu-ilmu lain.
1.       Aspek Fisik
Aspek geografis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah aspek fisik. Beberapa aspek fisik yang mempengaruhi kehidupan manusia, misalnya: iklim, lega, gempa bumi, vulkanisme dan sebagainya. Tentu saja dalam aspek-aspek geografi fisik yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia begitu banyak, tapi dalam pembahasan ini mereka terbatas pada beberapa aspek.Contoh aspek fisik yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah sebagai berikut:
a.       Iklim dan unsur-unsurnya.
Iklim merupakan elemen geografis penting yang dapat mempengaruhi kegiatan manusia.
Kondisi Iklim di permukaan bumi bervariasi. Faktor-faktor yang membentuk dari kawasan Asia adalah negara kepulauan yang memiliki empat karakteristik iklim dasar, mereka adalah:
·         Suhu rata-rata tahunan yang tinggi.
·         Memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
·         Kelembaban udara tinggi.
Pengaruh iklim terhadap kegiatan manusia:
·         Nelayan mulai pergi ke laut (berlayar ke laut) di malam hari, karena mereka menggunakan angin lahan, sebaliknya pada siang hari, nelayan kembali ke tanah dengan menggunakan angin laut.
·         Sekitar bulan Oktober-April petani dari Asia mulai bekerja di tanah mereka, karena dalam bulan-bulan memiliki musim hujan.
b.       Relief Bumi
Relief bumi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi. Relief bumi merupakan aspek fisik geografi yang mempengaruhi kehidupan manusia maupun tumbuhan. Berikut ini beberapa pengaruh relief bumi terhadap kehidupan manusia. Pengaruh relief bumi terhadap pertumbuhan tanaman dapat kita pelajari dalam klasifikasi iklim junghuhn berikut :
    • Zona panas = 0 – 700 meter  Jenis tanamannya padi, jagung, tebu dan kelapa
    • Zona sedang = 700 – 1500 meter Jenis tanamannya kopi, coklat, teh, kina, karet dan hortikultura.
    • Zona sejuk = 1500 – 2500 meter Jenis tanamannya cemara dan pinus.
    • Zona dingin = lebih dari 2500 meter Jenis tanamannya lumut.
c. Gempa bumi
Gempa, baik tektonik maupun vulkanik, sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Jumlah gempa kali terjadi dipengaruhi oleh posisi geologi. Efek yang dihasilkan oleh gempa pada kehidupan di permukaan bumi sangat luas, misalnya:
·         Kehadiran gempa tektonik dapat membantu ahli geologi untuk menentukan isi dari mineral dalam litosfer.
·         Kehadiran gempa dapat membantu arsitek dalam menentukan bentuk rumah dan bahan yang digunakan untuk membangun rumah yang tahan gempa.
2. Aspek sosial
Aspek sosial geografi yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, misalnya adalah penduduk, mobilitas penduduk, dan penyebaran penduduk.
  1. Populasi
Salah satu aspek sosial yang mempengaruhi kehidupan manusia adalah jumlah penduduk. Potensi besar penduduk dapat mendukung atau menghambat pembangunan.
Potensi penduduk yang dapat mendukung pengembangan antara lain:
·         Penduduk usia produktif merupakan sumber tenaga kerja.
·         Populasi besar dapat digunakan sebagai tenaga kerja perkembangan.
·         Kualitas tinggi dari tenaga kerja dapat digunakan sebagai ahli.
  1. Mobilitas Penduduk
Aspek sosial geografi yang sesuai dengan mobilisasi penduduk adalah urbanisasi. Urbanisasi pengaruh penduduk perkotaan dan pedesaan. Fenomena yang bisa kita lihat di daerah perkotaan sebagai dampak dari urbanisasi adalah penyebaran dan tingkat kriminalitas kumuh yang tinggi. Sementara itu, fenomena yang muncul di daerah pedesaan adalah menurunnya produktivitas pertanian sebagai dampak dari kehilangan pekerjaan muda.
c.       Pola Penyebaran Penduduk
Winder efek seragam penyebaran penduduk adalah sebagai berikut:
·         Pembangunan tidak merata.
·         Pemanfaatan sumber daya alam tidak optimal.
·         Lahan pertanian berkurang karena digunakan untuk perumahan.
Geografi Pembangunan merupakan suatu studi yang memperhatikan aspek-aspek Geografi dalam menunjang suatu pembangunan dan pengembangan wilayah. Aspek-aspek dalam pembangunan antara lain :
·         Aspek Fisik                                    : Tanah, Iklim, Air, Topografi, dll.
·         Aspek Manusiawi/Sosial     : Jumlah Penduduk, Persebaran Penduduk,Tenaga Kerja, dll
·         Aspek Biotis                       : Hewan, dan tanaman.
·         Aspek Abstrak                    : Letak, Luas, Batas, Bentuk.
Yang semua aspek tersebut ialah kajian dalam ilmu Geografi yang juga merupakan aspek-aspek yang terkandung dalam kajian Geografi.
 
Potensi Geografis Indonesia
Negara Republik Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 13667 pulau dengan 5 pulau besar, berbatasan dengan laut Andaman, China Selatan, Malaysia, Phillipina dan Samudera Pasifik, Hindia dan Australia. Bentang alam di daratan barat mempunyai perairan dangkal (Dangkalan Sunda), daratan timur mempunyai perairan dangkalan (Dangkalan Sahul) dan cekungan tengah memiliki perairan laut dalam dengan beberapa palung laut. Daratan Indonesia sebagian besar kelanjutan dari jalur pegunungan Sirkum Pasifik dan jalur Sirkum Mediteran. Dataran rendah dan luas ada di Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya dan Jawa. Terdapat gunung api aktif sekitar 200 dan yang 70 berada di Pulau Jawa. Selain hasil erupsi gunung api yang memberikan lahan subur pada lerengnya, juga ada resiko bencana gunung api. Sungai-sungai dan muara juga terdapat di pulau-pulau besar yang potensial dikelola untuk kehidupan,kemudian juga terdapat danau-danau besar di Sumatera, Sulawesi, Jawa, Kalimantan.
Potensi flora di Indonesia beragam sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Tumbuhan terdapat pada zona elevasi < 700 m, 1.500 – 2.500 m dan diatas elevasi 2.500 m dpal. Sebaran flora mulai dari kawasan pantai, dataran rendah dan berawa, lereng kaki gunung hingga pegunungan. Demikian corak fauna yang beragam dan khas (corak Australia). Penduduk yang beragam suku dan bahasanya serta agama terdapat di wilayah Indonesia yang diperkirakan 300 kelompok etnik (suku bangsa). Ratusan bahasa lisan (daerah) di jumpai di Indonesia, sedangkan bahasa resmi adalah bahasa Indonesia. Beragam seni dan budaya yang dimiliki oleh berbagai kelompok etnik tersebut. Berdasarkan kondisi geografis tersebut dan kehidupan sejak
jaman kerajaan, maka urutan potensi pemanfaatan sumberdaya wilayah meliputi:
1.       Pertanian
2.       Perkebunan
3.       Kehutanan
4.       Perikanan
5.       Peternakan
6.       Pariwisata
7.       Pertambangan
8.       Industri dan jasa
9.       Perdagangan
Karakteristik Spasial Potensi Geografis
Pembangunan wilayah ditinjau dari aspek spasial dan sektoral di Indonesia perlu memperhatikan zona potensi geografis yang merupakan pendekatan spasial-ekologikal untuk menuju kesejahteraan rakyat. Pemecahan masalah pembangunan dan upaya memajukan rakyat dapat dikelompokkan atas 5 (lima) tipologi wilayah pembangunan geografis yaitu:
  1. Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia yang banyak seperti Pulau Jawa dan Bali.
  2. Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia sedikit seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi.
  3. Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia terlalu banyak seperti Jakarta dan kota – kota besar lainnya.
  4. Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia sedikit seperti Nusa Tenggara dan Maluku.
  5. Wilayah dengan sumberdaya alam yang belum diketahui potensinya dan belum ada manusianya seperti pulau-pulau kecil yang belum dihuni.
Dengan zonasi potensi geografis, maka pembangunan sektoral dapat diarahkan terutama untuk pembangunan di kawasan tertinggal seperti pada zona Maluku dan Nusa Tenggara. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dapat diarahkan agar resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam di tiap zona tersebut dapat dikendalikan.
Visi Pembangunan Indonesia Kedepan
Pembangunan berbasis geografis yang mengutamakan keseimbangan ekonomi – ekologi dan sosiokulture bangsa Indonesia dapat dijadikan landasan untuk menetapkan pilihan apakah Indonesia negara pertanian, industri, wisata, atau tambang. Berbagai pertimbangan geografis dan sosiokultur serta letak geologis dan klimatologis, semestinya Indonesia memperkuat jati diri pembangunan sebagai Negara pertanian yang kuat di dunia. Indonesia mampu memperkuat penyediaan pangan dunia dan komoditas pertanian. Strategi pertanian yang dikembangkan berbasis 5 A yaitu:
1. Agro produksi yang berdasarkan kemampuan dan kesesuaian lahan.
2. Agro industri (pengelolaan hasil-hasil pertanian).
3. Agro bisnis perdagangan hasil-hasil pertanian (local – regional - internasional).
4. Agro teknologi (penggunaan teknologi ramah lingkungan).
5. Agro Tourisme – sosio kulture yang dikembangkan.
Perjalanan pembangunan Indonesia menghadapi masalah jati diri/visi pembangunan nasional yang berbasis pertanian, pertambangan, industri, kehutanan sehingga dampak kerusakan lingkungan dan bencana alam terus meningkat. Sudah saatnya Indonesia menyatakan Negara Pertanian yang kuat sekaligus sebagai Negara pelestari lingkungan hidup untuk mengantisipasi global warming dan bagi penyelamatan planet bumi.
**Terimakasih sudah menyempatkan membaca , semoga bermanfaat . GBU :)

Pengertian Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) dan Contohnya

Ayat Jurnal Penyesuaian  adalah ayat yang dibuat dalam suatu wadah  yang disebut dengan Jurnal Penyesuaian. Ayat-ayat Penyesuaian yang akan dibuat berdasarkan informasi tambahan pada akhir periode yang bersumber dari bukti memorial serta dari neraca saldo(Daftar Saldo-saldo perkiraan sementara).Jadi dalam siklus akuntansi AJP dibuat setelah neraca saldo.
Ayat Jurnal Penyesuaian Perlu dibuat karena:
Data yang tercantum didalam Neraca Saldo belum tentu mencerminkan keadaaan yang sebenarnya pada akhir periode.
Contohnya : Saldo untuk beban dibayar dimuka biasanya lebih catat karena penggunaan aset ini tidak dicatat secara harian. (Transaksi-transaksi yang berupa beban dibayar dimuka  biasanya hanya di catat pada waktu terjadinya pembayaran,sedangkan jumlah pembayaran yang telah menjadi beban tidak dicatat dari waktu kewaktu)
Jadi intinya AJP dimaksudkan untuk mencerminkan kondisi yang sebenarnya pada Akun Aktiva,Utang,Pendapatan dan Beban.

Hal- hal yang biasanya memerlukan Penyesuaian pada akhir periode dapat dijabarkan sebagai berikut:
  1. Persediaan Barang Dagangan.
Yaitu Persediaan barang yang dibeli untuk dijual kembali. Dari dua metode pencatatan barang dagangan yaitu Metode Fisik(Periodik) dan Metode Perpetual (Terus Menerus).Hanya Metode Fisik yang memerlukan Penyesuaian karena metode ini melakukan perhitungan persediaan akhir pada akhir periode atau secara berkala.
Sedangkan Metode Perpetual,apabila terjadi perubahan persediaaan (seperti: pembelian,penjualan,pengembalian) maka langsung dicatat di buku pembantu Persediaan Barang Dagangan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa dalam metode perpetual ada dibuat penyesuaian,apabila terjadi kerusakan terhadap persediaan yang terjadi  pada akhir periode setelah dilakukan perhitungan Fisik.

Ayat Jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagangan dapat menggunakan 2 cara:
a.       Menggunakan Perkiraan Ikhtisar R/L
·         AJPnya pada Awal Periode:

Ikhtisar R/L
             Persediaan Barang Dagangan

xxx
-
-
xxx
·         AJPnya Pada Akhir Periode:


Persediaan Barang Dagangan
             Ikhtisar R/L

xxx
-
-
xxx
b.      Perkiraan Harga Pokok Penjualan (HPP)

 Ada 2 unsur
1)      Unsur yang menambah HPP: Persediaan Barang Dagangan Awal,Pembelian,Beban Angkut Pembelian.

2)      Unsur yang Mengurangi HPP: Persediaan Barang Dagangan Akhir, Retur Pembelian Dan Potongan Pembelian.


AJPnya dengan menggunakan HPP:


Harga Pokok Penjualan
              Persediaan Barang Dagangan
              Pembelian
              Beban Angkut Pembelian


xxx
-
-
-

-
xxx
xxx
xxx


Persediaan Barang Dagangan
Retur Pembelian
Potongan Pembelian
              Harga Pokok Penjualan


xxx
xxx
xxx
-


-
-
-
Xxx


  1. Taksiran Kerugian Piutang
Yaitu Menaksir atau memperkirakan saldo piutang kepada para debitur yang mungkin dinyatakan tidak dapat tertagih pada akhir periode.
AJPnya

Beban Kerugian Piutang
              Cadangan Kerugian Piutang

xxx
-
-
Xxx

Besarnya Taksiran kerugian piutamg berupa suatu persentase(%) dari saldo Piutang akhir periode.


  1. Pemakaian Perlengkapan
Perlengkapan adalah bahan-bahan yang dibeli dengan maksud untuk digunkan dalam operasi perusahaan ( tidak untuk dijual kembali).Perlengkapan adalah bahan-bahan yang dibeli dengan maksud untuk digunakan dalam operasi perusahaan ( tidak untuk dijual kembali). Perlengkapan biasanya didebet ke akun aktiva pada saat dibeli. Pengakuan atas perlengkapan yang digunakan akan ditunda sampai proses penyesuaian dilakukan,yaitu ketika dilakukan perhitungan fisik atas perlengkapan. Selisih antara saldo akun perlengkapan(Aktiva)  dengan beban perlengkapan mencerminkan perlengkapan yang telah digunakan (beban) selama periode berjalan.
Pada waktu terjadi transaksi pembelian perlengkapan dapat dicatat dengan 2 cara, yaitu dicatat sebagai harta dengan mendebet perkiraan perlengkapan atau dicatat sebagai beban dengan mendebet perkiraan beban perlengkapan.


                                                                                                                              
AJP yang dibuat akhir periode:
·   Jika dicatat sebagai harta

Beban Perlengkapan
              Perlengkapan

xxx
-
-
xxx
Dicatat sebesar Perlengkapan yang dipakai selama periode akuntansi yang bersangkutan.
·   Jika dicatat sebagai beban

Perlengkapan
              Beban Perlengkapan

xxx
-
-
xxx
Dicatat sebesar perlengkapan yang masih ada pada akhir periode akuntansi.



  1. Beban dibayar dimuka
Yaitu pengeluaran yang sudah terjadi dalam satu periode,tetapi merupakan beban periode yang akan datang. Perusahaan seringkali melakukan pembayaran beban dimuka(persekot). Artinya membayar sejumlah beban untuk beberapa waktu yang akan datang dan kadang-kadang melampaui batas akhir periode akuntansi. Apabila pada akhir periode akuntansi dijumpai beban-beban yang sseharusnya dibebankan pada periode yang akan datang,maka harus dilakukan penyesuaian untuk menentukan beban yang berstatus beban dibayar dimuka.
Jurnal yang dibuat pada waktu terjadi transaksi pembayaran beban dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dicatat sebagai harta dengan mendebet perkiraan “.....dibayar dimuka” atau dicatat sebagai beban dengan mendebet perkiraan”Beban............”


AJP yang dibuat pada akhir periode:
·                                                   Jika dicatat sebagai harta

Beban............................
..........dibayar dimuka

xxx
-
-
xxx
-Dicatat sebesar beban yang terpakai pada periode akuntansi yag bersangkutan
-Nama Perkiraan dilengkapi dengan jenis beban yang dibayar


·                                                   Jika dicatat sebagai Beban

..........dibayar dimuka
Beban..................

xxx
-
-
xxx
-Dicatat sebesar beban yang belum terpakai pada periode akuntansi yang bersangkutan
-Nama perkiraan dilengkapi dengan jenis beban yang dibayar


  1. Penyusutan Aktiva Tetap

Yaitu  Alokasi harga perolehan aktiva tetap kepada periode-periode akuntansi dalam masa penggunaannya. Nilai aktiva tetap turun setiap saat sehingga setelah habis masa penggunaannya dianggap sudah tak memberikan manfaat ekonomi lagi bagi perusahaan. Dengan kata lain suatu aktiva tetap yang telah habis masa penggunaannya, dianggap habis pakai sehingga merupakan kerugian sebesar harga perolehannya. Jadi penggunaan Aktiva Tetap berwujud ini harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.



AJP Yang dibuat:

Beban Penyusutan......................
            Akumulasi Penyusutan................

Xxx
-
-
xxx
-Besarnya penyusutan dicatat berdasarkan persentase(%) penyusutan dari aktiva tetap yang bersangkutan.
-Nama perkiraan tersebut dilengkapi dengan nama akiva tetap yang disusutkan.

Selain dengan persentase(%), besarnya penyusutan dapat ditentukan pula dengan metode-metode berikut:
1)      Metode Garis Lurus
Metode ini sangat sederhana dan paling banyak digunakan. Dengan metode ini besarnnya penyusutan periodik sama.
2)      Metode Jumlah Angka Tahun
Metode ini termasuk metode penyusutan dipercepat,karena penyusutan periodik besarnya dari periode ke periode semakin kecil.
3)      Metode Saldo Menurun
Dalam metode ini penyusutan untuk setiap periode ditetapkan dengan persentase tertentu dari  nilai buku aktiva yang bersangkutan.
4)      Metode Satuan Jam Kerja
Metode ini besar penyusutan ditetapkan atas dasar jam kerja yang dapat tercapai dalam periode yang bersangkutan.
5)      Metode Satuan Hasil Produksi
Metode ini besar Penyusutan berdasarkan jumlah satuan yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Dari  kelima metode diatas, yang lebih sering digunakan yaitu metode garis lurus sebab metode ini lebih sederhana dan mudah untuk digunakan.


  1. Beban yang masih harus dibayar
Yaitu beban yang sudah menjadi hak perusahaan dalam suatu periode tetapi sampai akhir periode uang belum dibayar,harus dicantumkan dalam neraca sebagai utang biaya dan harus termasuk pula dalam perkiraan beban.
AJP yang dibuat:

Beban......................
                   Utang ................

xxx
-
-
xxx
Nama perkiraan tersebut dilengkapi dengan jenis bebannya


  1. Pendapatan yang masih harus diterima
Yaitu Pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan dalam suatu periode,tetapi sampai dengan akhir  periode uangnya belum diterima. Pendapatan yang masih harus diterima disebut juga Piutang Pendapatan.
Apabila suatu pendapatan telah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pada periode yang bersangkutan,maka pada akhir periode harus dibuat AJP Untuk mengakui jumlah pendapatan yang belum diterima tersebut sebagai pendapatan.


AJP yang dibuat:

Piutang......................
            Pendapatan ................

Xxx
-
-
xxx


  1. Pendapatan yang diterima dimuka
Yaitu Pendapatan yang sudah diterima dalam suatu periode,tetapi merupakan pendapatan untuk periode yang akan datang. Pendapatan yang diterima dimuka tidak boleh diperhitungkan sebagai pendapatan, melainkan harus diperlakulan sebagai utang,sebab pada hakikatnya perusahaan belum berhak atas pendapatan tersebut.
Transaksi dapat dicatat dengan 2 cara:
Ǒ   Dicatat sebagai Utang

......................diterima dimuka
Pendapatan ................

xxx
-
-
xxx
Dicatat sebesar jangka waktu yang telah dijalani

Ǒ   Dicatat sebagai Pendapatan

Pendapatan................. ...
...........diterima dimuka


xxx
-
-
xxx
Dicatat sebesar jangka waktu yang belum dijalani
 

Berikut ini adalah akun yang memerlukan penyesuaian dan cara membuat ayat jurnal penyesuaian. Perhatikan baik-baik supaya Anda bisa memahaminya !

1. Akun perlengkapan menunjukkan saldo sementara Rp.500.000,00.
Data akhir periode: Perlengkapan masih ada senilai Rp.100.000,00



Analisis:
Akun perlengkapan (saldonya di debet). Maka dihitung jumlah yang habis terpakai atau yang telah menjadi beban, yaitu Rp.500.000,00 - Rp.100.000,00 = Rp.400.000,00. Kemudian catatlah dalam akun beban perlengkapan debet Rp.400.000,00 dan kurangi jumlah akun perlengkapan sejumlah Rp.400.000,00 seterusnya dicatat di sisi kredit.
Jurnal penyesuaiannya adalah:

Beban Perlengkapan Rp.400.000,00
       Perlengkapan Rp.400.000,00


2. Akun Asuransi dibayar di muka menunjukkan saldo sementara Rp.360.000,00.
Data akhir periode: Jumlah Asuransi yang telah jatuh tempo adalah Rp.120.000,00 yaitu untuk 4 bulan.

Analisis:
Akun Asuransi dibayar di muka (saldonya di debet), dicatat sebagai harta. Yang dicatat untuk penyesuaian adalah berapa jumlahnya yang sudah menjadi beban (yaitu sejumlah 17 yang sudah jatuh tempo/sudah dijalani). Yang disebut beban asuransi sebesar Rp.120.000,00 di sisi debet. Kemudian dicatat pada akun Asuransi dibayar di muka dikurangkan Rp.120.000,00 dicatat di sisi kredit.
Jurnal penyesuaiannya adalah:
Beban Asuransi Rp.120.000,00
      Asuransi dibayar di muka Rp.120.000,00




3. Akun Peralatan menunjukkan saldo Rp.3.000.000,00.
Akhir periode: Peralatan disusutkan 10 %.

Analisis:
Akun Peralatan (saldo debet). Penyusutan Peralatan 10% x Rp.3.000.000,00 = Rp.300.000,00 dicatat sebagai Beban Penyusutan Peralatan, di sisi debet. Kemudian dicatat ke dalam akun Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp.300.000,00 di sisi kredit untuk menampung setiap penyusutan peralatan tiap tahunnya.
Jurnal penyesuaiannya adalah:
Beban Penyusutan Peralatan Rp.300.000,00
        Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp.300.000,00


4. Akun Pendapatan Jasa menunjukkan jumlah Rp.1.800.000,00.
Akhir periode: Dari jumlah pendapatan tersebut Rp.200.000,00 layanan kepada langganan belum dikerjakan.

Analisis:
Akun Pendapatan Jasa (saldo kredit). Jumlah pendapatan yang belum menjadi pendapatan adalah Rp.200.000,00 karena pekerjaan/layanan kepada langganan belum dikerjakan. Jadi kurangkan akun Pendapatan Jasa Rp.200.000,00 dan dicatat di sisi debet. Kemudian catatlah ke dalam akun Pendapatan diterima di muka Rp.200.000,00 di sisi kredit, karena dianggap sebagai utang. 
Jurnal penyesuaiannya adalah:
Pendapatan Jasa Rp.200.000,00
      Pendapatan diterima di muka Rp.200.000,00




5. Akun Beban Iklan menunjukkan jumlah Rp.250.000,00.
Akhir periode: Iklan yang dibayar untuk 10 kali pemasangan, sampai akhir periode baru terpasang 6 kali.

Analisis:
Akun Beban Iklan (saldo debet).
Dicatat sebagai beban, sedangkan yang dicatat untuk penyesuaian adalah berapa yang belum menjadi beban. Beban iklan yang belum terpasang adalah 4 x Rp.25.000,00 = 100.000,00 dicatat ke dalam akun Iklan dibayar di muka di debet Rp.100.000,00 dan kurangkan akun Beban Iklan Rp.100.000,00 dicatat di sisi kredit.
Jurnal penyesuaiannya adalah:
Iklan dibayar di muka Rp.100.000,00
      Beban Iklan Rp.100.000,00




6. Akun Sewa diterima di muka jumlahnya Rp.300.000,00.
Akhir periode: Jumlah sewa untuk 6 bulan, telah diterima sejak 1 September 1999.

Analisis:
Akun Sewa diterima di muka (saldo debet), dicatat sebagai Utang. Yang diperhitungkan dalam penyesuaian akhir periode adalah jumlah yang benar-benar sudah merupakan pendapatan adalah 4 bulan (1 September s.d. 31 Desember 1999), yaitu 4/6 x Rp.300.000,00 = Rp.200.000,00. Jadi kurangkan akun Sewa diterima di muka Rp.200.000,00 dicatat di sisi debet dan akun Pendapatan Sewa Rp.200.000 di sisi kredit, karena jumlah tersebut sudah benar-benar merupakan pendapatan. 
Jurnal penyesuaiannya adalah:
Pendapatan diterima di muka Rp.200.000,00
      Pendapatan Sewa Rp.200.000,00



Agar lebih jelasnya jurnal penyesuaian dari contoh di atas, dapat disusun dalam tabel sebagai berikut:
Pemberian nomor pada ayat penyesuaian adalah karena ayat penyesuaian biasanya lebih dari satu ayat, sehingga memudahkan pemeriksaan pada waktu menyusun kertas kerja.
contoh soal :
Berdasarkan Neraca Saldo dan Data Penyesuaian berikut:
1. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan dalam bentuk jurnal umum!
2. Susunlah kertas kerja untuk “Ryan Service” per 31 Desember 1999!
Data Penyesuaian akhir periode (31 Desember 1999) adalah:
Sisa perlengkapan masih ada Rp.425.000,00.
Ditetapkan penyusutan peralatan Rp.150.000,00.
Pekerjaan reparasi telah selesai dikerjakan tetapi pembayaran belum diterima yaitu sebesar Rp.400.000,00.
Beban sewa sebesar Rp.150.000,00 untuk 3 bulan terhitung 1 Nopember 1999.
Gaji yang belum dibayar Rp.50.000,00.
Beban iklan Rp.50.000,00 yang belum terpasang Rp.20.000,00.

Akun yang perlu dibuka baru adalah:

114. Sewa dibayar di muka.
115. Iklan dibayar di muka.
122. Akumulasi Penyusutan Peralatan.
212. Utang Gaji.
515. Beban Perlengkapan.
516. Beban Penyusutan Peralatan.
1. Jurnal Penyesuaian
**Terimakasih sudah menyempatkan membaca , semoga artikel ini dapat membantu teman-teman dalam mengerjakan soal-soal AJP . Sukses selalu ya , GBU kawan :)